19Nov 2022
- Biroumum
- 320
Hmm…. Balaikota Provinsi DKI Jakarta, adakah teman-teman ASN yang belum tau gedung ini ? Pastinya sudah mengetahuinya dong ya dari segi lokasi dan juga bangunannya nih. Nah sekarang kita akan mengulas singkat nih mengenai dari bangunannya yang green building dan sistem kelistrikan gedung apa sih yang ada di dalamnya serta bagaimana sih yang dimaksudkan dengan penghematan energi di Balaikota Provinsi DKI Jakarta ini. Yuk kita simak perlahan dengan santai namun serius.
Gedung Balaikota nampak depan
Secara umum, green building merupakan perencanaan bangunan untuk membuat hidup lebih baik dan memenuhi kebutuhan generasi berikutnya. Tujuan green building diantaranya adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan energi listrik dan air dan juga mengurangi dampak lingkungan dan dampak bagi kesehatan manusia. Jadi bagaimana untuk di gedung balaikota ini sendiri untuk bangunannya ? Tenang saja teman-teman, jadi untuk bangunannya sudah menerapkan green building yakni dengan kombinasi antara Kaca Low E + Sun Shading diperlukan untuk me-reduce energi panas dan mengarahkan sinar matahari ke dalam bangunan, dimana diharapkan bisa memasukkan sinar matahari sebanyak-banyaknya ke dalam gedung untuk penyinaran alami tanpa memasukkan unsur panas dari matahari tersebut.
Arsitektur Sun Shading, Low E Glass dan Alumunium Cladding
Nah, teman-teman mengenai sistem kelistrikan gedung, apa sih yang digunakan di Balaikota Provinsi DKI Jakarta ini, mari kita simak. Sumber energi listrik yang digunakan oleh Gedung Komplek Balaikota adalah dari PLN dengan kontrak daya 8.035.000 Watt, digunakan untuk gedung Blok A s.d G dan juga gedung lama DPRD yang masih menyatu dengan Balaikota. Sumber listrik lainnya adalah berasal dari 6 buah genset dengan total kapasitas kurang lebih 5.075 Watt dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) on grid sebesar 141.9 KWP.
Teman-teman mari kita ketahui untuk sistem kelistrikan yang ada di Gedung Blok G Balaikota DKI Jakarta, yakni telah terpasang aplikasi BAS (Basic Automatic System) yaitu software yang digunakan untuk mengontrol perangkat/ peralatan gedung. Saat ini yang sudah terkoneksi dengan BAS adalah lampu penerangan lantai dan AHU AC central sedangkan untuk peralatan lainnya seperti chiller, lift, genset, plumbing, VAV, fire fighting dan pompa-pompa belum terkoneksi karena masih memerlukan pengembangan kedepannya. Namun secara sistem sudah dipersiapkan sehingga apabila diperlukan sudah tersedia. Wow hebat kan ya teman-teman, benar- benar sudah dipersiapkan dengan baik dan matang.
Baiklah teman-teman, sekarang kita merapat kepada penghematan energi di Balaikota lho, penasaran kan apa saja upaya yang dilakukan untuk terus-menerus meningkatkan terkait penghematan energi ini. Mari kita simak ya teman-teman. Penghematan energi adalah penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi keselamatan, kenyamanan dan produktifitas. Jadi meskipun penghematan energi namanya, jangan sampai mengorbankan tingkat kenyamanan dan kesehatan ya, dimana tingkat kenyamanan yang dimaksud diantaranya mencakup suhu ruangan, tingkat pencahayaan dan lain-lain.
Perihal penghematan energi ini kita juga punya kebijakan dan peraturan yang terkait lho, jadi memang sudah berlandaskan kebijakan dan peraturan yang sudah diterbitkan dalam waktu 3 tahun terakhir ya, yaitu :
Nah selain itu untuk kegiatan dari program penghematan energi mencakup kegiatan penghematan energi dengan investasi (penggantian/ pemasangan peralatan hemat energi) dan tanpa investasi (pengaturan dan setting pengoperasian peralatan). Penghematan energi di gedung dapat dilakukan dengan dua cara yakni rancangan pasif dan aktif dimana rancangan pasif merupakan cara penghematan energi melalui desain gedung yang dapat mengurangi konsumsi energi dari peralatan pemanfaatan energi (pengkondisi udara dan lampu). Rancangan aktif merupakan cara penghematan energi melalui penggunaan teknologi hemat energi pada peralatan pemanfaatan energi penggunaan sensor dan lainnya.
Teman-teman, kita ambil contoh salah satunya ya dari implementasi penghematan energi ini yaitu penggunaan AC di Gedung Blok G Komplek Balaikota DKI Jakarta dengan tata udara ruangan didominasi menggunakan AC central namun untuk beberapa ruangan pada ruang rapat dan ruang pertemuan dipasang AC cassete atau AC standing dengan tujuan agar ketika ada rapat pada saat hari libur atau di luar
jam kerja dapat menggunakan AC cassete atau standing tersebut tanpa harus menyalakan AC central chiller yang memiliki daya listrik yang lebih besar. Maka dengan pemasangan AC seperti ini akan membantu menekan penggunaan daya listrik sehingga dapat terjadi penghematan energi.
Jadi teman-teman, penjelasan singkat di atas merupakan sekilas terkait green building, sistem kelistrikan gedung dan penghematan energi di Balaikota Provinsi DKI Jakarta ya. Jika masih ingin tahu lebih lanjut silakan kunjungi media sosial Biro Umum dan Adminsitrasi Setda Provinsi DKI Jakarta ya teman-teman. Jangan lupa supaya tidak ketinggalan berita tentang seputar Balaikota Provinsi DKI Jakarta ya. Sekian dan terimakasih ya teman-teman atas perhatiannya.
Nov 28, 2023